Hal lumprah yang sudah sering kita ketahui, sering kita
temui, dan sering kita mengalami, apa itu? MENULIS DIARY. Well, kalian semua
pernah menulis diary kan yaa? Hihihi gak terlebih cowok sekalipun. Tapi gak
semua diary itu dituangkan dalam menulis di buku khusus. Seperti halnya zaman
sekarang yang menuangkan hari-hari kita lewat menulis di kertas, kan bisa lewat
blog, wodpress, di note handphone atau ditempat lainnya.
Diary gue, memang sudah terlihat usang, karena memang benda
berharga tersebut termakan oleh waktu. Namun cerita dan isi didalamnya gak akan
pernah habis atau hilang oleh waktu sekalipun. Bentuknya yang kecil tapi memuat
cerita dan rahasia yang besar, diam tapi tempat berbagi yang peka, tunggal tapi
bisa membuat gue tak sendiri, bisu tapi bisa kuajak cerita, tuli tapi selalu
kuselalu berbagi, dan buta tapi selalu bisa merasa, it’s my diary.
Dimulai dari gue duduk dibangku kelas 3 SMP, menulis diary gue
tekuni. Karena melihat kakak yang seperti itu. Berangkat dari penasaran akan
rasa bercerita pada kertas gue menulis kisah gue yang pertama disitu. Awalnya
sih biasa aja, gak ada rasa apa-apa. Tapi perlahan gue menemukan keasikan
menulis diary. Dan itu buat satu buku diary penuh, full page ampe tumpeh-tumpeh
malah. Hahah
Tapi setelah masuk SMA, kebiasaan itu terhenti. Gak tau
kenapa semenjak ketemu temen SMA, malas untuk menulis diary mencuat dratis.
Hingga akhirnya satu tahun berlalu tanpa tulisan tangan satupun tertuang di
diary atau dikertas-kertas lainnya. Gue lebih milih cerita ketemen deket gue
sekaligus temen sebangku kala itu, doi bernama Inda. Apapun itu gue cerita ke
dia, sehingga gue lupa dan males untuk memulai menulis diary.
Hingga waktu membawa gue ke kelas 2 SMA pada tahun 2008. Dan
mendapat tugas dari guru English ( Mom Werdayati ) untuk menulis diary selama 1
tahun full dalam bahasa inggris setiap harinya. Disitulah terlintas diotak gue
untuk menulis diary kembali. Dimana versi Bahasa Indonesia gue tulis di diary
pribadi dan versi Englishnya gue tulis di diary tugas. Yaah walaupun, untuk diary tugas sedikit
gue renovasi biar gak kelihat banget kalo gue lagi galau gitu, hehehe maaf ya
mom Wer J
Satu tahun berlalu, dan diary tugas dikumpul sama guru
english gue. Dan apa yang terjadi? Diary pribadi gue pun stuck in the moment.
Wkwkwk Gak pernah gue sentuh, gak pernh gue urut tubuh doi
dengan goresan pena, gak pernah gue buka tutup kayak pintu parkir di mall, dan
gak pernah lagi gue ngerobeknya kalo gak sengaja, dan satu lagi gak ada lagi
tetesan air mata gue yang membekas pada halaman tertentu. Semua itu berlanjut
sampai dengan saat ini. Huhhuhu
Udah sekitar 5 tahun tangan gue kaku akan hal curhat pada
kertas, dan sekarang gue lebih memilih nulis di blog ketimbang membuka diary
lagi. Kangen sih, pengen nyoba lagi membuat curhatan –curhatan unyu di kertas –
kertas yang gue anggap sebagai temen berbagi cerita. Mudah2an terlaksana ya,
karena skg lebih banyak malasnya, sibuknya, dan bla bla bla...
Nah guys, walaupun buku diary cuma ada 3 doang selama
gue idup, tapi seenggaknya sebagian kecil cerita udah mereka tampung,
bahkan kalo gue kembali kembali membukanya pasti akan ketawa sendiri, secara
gini ya, sekarang udah dewasa membaca tulisan sendiri diwaktu usia labil, gelii
gitu. Dengan coretan-coretan yang kadang kala mewarna warni kayak ditaman
bunga. Pakai pena warna, pakai stabilo mencolok, dan gambar-gambar gak jelas yang terukir. Bahagia meen. :)
Untuk lo yang masih menulis diary tangan sampai detik ini,
dilanjutin aja. Pasti suatu saat lo akan merasa bahagia bisa flashback dengan
cerita2 yang udah silam entah berapa tahun yang lalu. Jangan kayak gue ya,
banyak malesnya. Menulis diary itu bermanfaat untuk cerita hidup kita kelak,
yang mungkin kita lupa detail ceritanya secara lisan, tapi lengkap secara
tulisan. Hehehe
Thanks ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar