Minggu, 23 Februari 2014

Mau Ngumpulin Madu? Jangan Tendang Sarang Lebahnya Dong!

Hari ini aku mau sedikit bijak ah, tapi bukan mau jadi Mario Teguh, Dale Carnegie, atau Merry Riana dengan mimpi sejuta dolarnya. Aku bukan orang MLM, hehehe. Bukan sok bijak ataupun menggurui kalian semua,tapi buat lucu-lucuan aja. Sosial media kok diseriusin. :D

Yups, sedikit cerita mengenai posisi kita semua sebagai mahluk sosial, yang akan selalu berdampingan dengan mahluk lainnya, kalo kata Aristoteles “Man is by nature a political animals” tsaaaah kaaaaan jadi belajar sosiologi. #Lupakan

Sumber : http://entrepreneur-edu.com/4-cara-menerima-kritik-dan-mengubahnya-jadi-penyemangat-kerja/

1,,,,2,,,,,3,,,,,

KRITIK, mungkin menurut aku adalah hal yang sia-sia, kenapa? Karena keritik itu akan menyudutkan orang lain. Kritik itu juga berbahaya, karena akan akan melukai rasa kebanggaan pada diri seseorang. Gak semua orang bisa menerima kritikan, tapi banyak diantara kita justru akan membenci atau mencibir orang yang telah memberikan kritik. Kalo nggak sependapat senyum aja ya J

Yakin nggak yakin dengan rasa benci yang ditimbulkan dari kritik akan memperbaiki hubunganmu dengan keluarga, temen, rekan lainnya? (jawab sendiri-sendiri) hehehe
Begitulah sifat manusia, mereka yang bersalah justru menyalahkan orang lain. Aku, kamu atau kita mungkin seperti itu. Bener nggak sih? Aku rasa pasti bener.  Jadi, apabila kita sedikit tergoda untuk mengkritik seseorang dikemudian hari, ingat guys kritik itu bisa seperti bumerang ataupun merpati pos, suatu saat akan berputar arah kembali pada diri sendiri. Yah, seperti adegan2 seru disinetron yang jahat akan kena batunya. Tapi itu hanya sinetron, akting!! Eh, nggak ding bener lho itu.

Pada dasarnya sih bukan begitu, yang ada kalo kita mengkritik atau memberikan komentar kepada seseorang, pasti ia akan mempertahankan dirinya dan mengkritik balik. Dengan segala alasan agar dirinya terlihat gak “minus” seperti kritikan yang ada.

“Jangan mengkritik, maka kamu akan tidak dikritik” dengan kata lain, bukan bebas krtitikan, hanya saja mereka akan menyampaikan penilaian terhadapmu dengan sebaik mungkin. Kalo aku bilang, jangan sembarang memberikan komentar, karena kamu pasti akan melakukan hal sama dengan mereka yang kamu kritik jika kamu berada pasa situasi yang sama. Right?

Gini deh, kita mengkritik seseorang itu pasti punya tujuan yang baik, kita ingin ia berubah lebih baik lagi, lebih “up” dari yang sebelumnya. Sehingga apa yang kamu inginkan segera didengar oleh orang yang kamu kritik. Tapi apa kenyataannya, ada yang tersinggung, ada yang marah, bahkan ada yang langsung membenci. Kan jadi sulit juga toh..

Nah, aku mau berteori dulu yang belum pasti akupun bisa ngejalani. Kan tadi ceritanya mau sok bijak, jangan protes! #okesip  Kamu kenalkan dengan orang yang kamu inginkan untuk berubah lebih baik alias orang yang kamu kritik? Bagus kalo kenal. Karena “mereka” akan selalu bertemu dengan mu. Mereka tau apa yang kamu lakukan dan perbuat, dan mereka akan menilai apapun yang kamu kerjakan. And than ini akan memudahkan aku berteori, cielaaaah

“KENAPA NGGAK DIMULAI DARI DIRIMU SENDIRI?” mungkin kalo dipandang dari sudut pribadi akan jauh lebih baik dan menguntungkan daripada selalu berusaha meperbaiki orang lain. Dan jauh tidak bebahaya. Jangan selalu berkomentar kepada orang lain kali diri sendiri belum bener. Karena saat kita mengkritik, kita bukan lagi berbicara dengan Tuhan yang pemaaf, tapi kita sedang berbicara dengan mahluk “emosi” dan sedikit “logika”.

Sekarang mending kalo ngomong yang baik-baik aja, jangan mengkritik sembarangan. Kalo kritik membangun baiknya disampaikan dengan cara yang terbaik agar pada bisa menerimanya. Oke ya!! Itulah yang aku maksud “Jika Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang Sarang Lebahnya”. Postingan ini hanya fiktif belaka temen-temen, jangan diseriusin :D
Read More




Minggu, 16 Februari 2014

Ngarep itu sakit :(

"Maaf ya, bukannya aku gak sayang kamu. Aku sayang kok, tapi sayang sebagai temen"
DUAAAAR!!!!!!! *gambar hati yang hancur*
Begitulah sedikiti ilustrasi kekecewaan yang aku, kamu, kalian semua rasain saat berada pada posisi ngarep level tinggi, dan gak sesuai keinginan. Sakit? Emang, Marah? Tentu, kesel? Pasti, kecewa? Tidak salah lagi.


Gak usah cerita jauh jauh, banyak dan lumrah banget hal ini ditemui. Maksudnya? Iyaa ini kebanyakan dari cerita kita kita kan, upps! Tapi bukan berarti aku atau kalian pernah ngalami ilustrasi di atas. Oke, itu hanya contoh. *sungkem sama yang pernah ngalami*
Bener atau nggaknya sih belum tau pasti, tapi ngarep itu bukannya berawal dari kepedean ya? Ntahlah. Mungkin juga terlalu ge'er kali.
Hmmmm, aku cuma mau ambil mulai dari kasus "ngarep" yang pertama. Si cewek dapat kenalan baru di jejaring sosial. Awalnya cuma saling like trus komen dan mulai masuk ke areal chatting. Disitulah mulai terjadi percakapan yang asik, gak pernah ketinggalan pake emot ":)" dan akhirnya berani pake simbol ♥ ♥ atau ( :* {}) di akhir percakapan. Bener? Ngakuuuuuu.

Mulailah sicewek tersipu malu setiap kali mendapat chat dari "gebetan chatting-nya". Yang lama kelamaan dia berharap kalo ni cowok suka sama dia, ya karena kesringan dapat emot yang begituan.
Nah, suatu hari munculnya rasa bosan dari si "gebetan chatting-nya". Mungkin ada alasan lain, seperti doi nemui gebetan gebetan baru yang lebih asik buat diajak chatting. Trus sicewek gimana? Mereka galau dan gagal move on *dengan suara lirih*
Kasus yang kedua, ambil aja contohnya cewek yang udah di tembak berkali kali tapi nolak terus, sampe akhirnya tu cowok pasrah gak mau nyatain cintanya ke cewek tersebut, namun di balik itu semua si cewek mulai membuka hatinya buat tu cowok. Nah, mulainya ia berharap untuk ditembak lagi sama si cowok yang udah pasrah tadi.hmmmmm
Ngarep, ngarep, ngarep.....
Merasa sebagai cewek gengsi dong kalo mesti memulai duluan, tapi si cowok keburu udah gak mau nembak lagi karena takut bakal ditolak lagi. Ini apa ya namanya? Salah paham? Terlambat? Alasan yang terakhir lebih cocok untuk kasus ini.
Nyese? Ya dong :(( apalagi ditambah si cowok udah mulai pdkt dengan cewwk lain...aaaakk!!
Dan untuk kasus yang terakhir, ngarep berlaku banget untuk sebuah istilah "Cinta tak harus memiliki". Karena sampai kapanpun gak bakal memiliki orang yang ia cinta, sayang, suka. Hanya ada kata ngarep, ngarep, ngarep.. nyeseeeek brooh!
Hanya bisa melihat dia bahagia dengan orang lain, tertawa lepas dan bahagia, bahkan dia gak menyadari betapa sakit yang dirasain saat ini. Kejam? Pasti. Melihatnya tersenyum cukup membuatku bahagia, itu kata kata paling bulsyit guys. Gak bohong deh...
Udah nyeseknya? Masih ngarep? Ya udah, kalo emang kalian pernah ngalami hal beginian yang sabar yah. Semoga gak bakal kejadian lagi untuk kedepannya. Saran aku, selagi hati kamu berkata iya, berilah ruang untuk hatinya menemui hatimu. Jangan sampe ada kata nyesel di kemudian hari, karena itu nggak enak banget lho guys. Sakiiit!
Dan juga buat kasus yang pertama, hmmm apa ya? Jangan terlalu geer aja sih. Hehhe kadang orang yang "hidup" di dunia chatting gak semuanya real. Karena kita gak tau nyatanya dia itu gimana. Lebih baik, sukanya dikeluarin saat beneran udah ketemu, tau rupa dan tingkah laku. Baru deh kalo suka yang segera dinyatain. Takutnya, banyak yang ngaku sebagai korban php padahal ia hanya kegeeran belaka. Hihhihi
"Dear girls, Tunggulah mereka yang datang padamu dengan keseriusan dan jadikan mereka sebagai sumber kebahagian yang tak pantas dikecewakan"
Read More




Kembali Ke Atas
Powered By Blogger | Design by Trya Pamungkas