Hari ini aku mau sedikit bijak ah, tapi bukan mau jadi Mario
Teguh, Dale Carnegie, atau Merry Riana dengan mimpi sejuta dolarnya. Aku bukan
orang MLM, hehehe. Bukan sok bijak ataupun menggurui kalian semua,tapi buat
lucu-lucuan aja. Sosial media kok diseriusin. :D
Yups, sedikit cerita mengenai posisi kita semua sebagai
mahluk sosial, yang akan selalu berdampingan dengan mahluk lainnya, kalo kata
Aristoteles “Man is by nature a political animals” tsaaaah kaaaaan jadi belajar
sosiologi. #Lupakan
Sumber : http://entrepreneur-edu.com/4-cara-menerima-kritik-dan-mengubahnya-jadi-penyemangat-kerja/
1,,,,2,,,,,3,,,,,
KRITIK, mungkin menurut aku adalah hal yang sia-sia, kenapa?
Karena keritik itu akan menyudutkan orang lain. Kritik itu juga berbahaya,
karena akan akan melukai rasa kebanggaan pada diri seseorang. Gak semua orang
bisa menerima kritikan, tapi banyak diantara kita justru akan membenci atau
mencibir orang yang telah memberikan kritik. Kalo nggak sependapat senyum aja
ya J
Yakin nggak yakin dengan rasa benci yang ditimbulkan dari
kritik akan memperbaiki hubunganmu dengan keluarga, temen, rekan lainnya?
(jawab sendiri-sendiri) hehehe
Begitulah sifat manusia, mereka yang bersalah justru
menyalahkan orang lain. Aku, kamu atau kita mungkin seperti itu. Bener nggak
sih? Aku rasa pasti bener. Jadi, apabila
kita sedikit tergoda untuk mengkritik seseorang dikemudian hari, ingat guys
kritik itu bisa seperti bumerang ataupun merpati pos, suatu saat akan berputar
arah kembali pada diri sendiri. Yah, seperti adegan2 seru disinetron yang jahat
akan kena batunya. Tapi itu hanya sinetron, akting!! Eh, nggak ding bener lho
itu.
Pada dasarnya sih bukan begitu, yang ada kalo kita
mengkritik atau memberikan komentar kepada seseorang, pasti ia akan
mempertahankan dirinya dan mengkritik balik. Dengan segala alasan agar dirinya
terlihat gak “minus” seperti kritikan yang ada.
“Jangan mengkritik, maka kamu akan tidak dikritik” dengan
kata lain, bukan bebas krtitikan, hanya saja mereka akan menyampaikan penilaian
terhadapmu dengan sebaik mungkin. Kalo aku bilang, jangan sembarang memberikan
komentar, karena kamu pasti akan melakukan hal sama dengan mereka yang kamu
kritik jika kamu berada pasa situasi yang sama. Right?
Gini deh, kita mengkritik seseorang itu pasti punya tujuan
yang baik, kita ingin ia berubah lebih baik lagi, lebih “up” dari yang
sebelumnya. Sehingga apa yang kamu inginkan segera didengar oleh orang yang
kamu kritik. Tapi apa kenyataannya, ada yang tersinggung, ada yang marah,
bahkan ada yang langsung membenci. Kan jadi sulit juga toh..
Nah, aku mau berteori dulu yang belum pasti akupun bisa
ngejalani. Kan tadi ceritanya mau sok bijak, jangan protes! #okesip Kamu kenalkan dengan orang yang kamu inginkan
untuk berubah lebih baik alias orang yang kamu kritik? Bagus kalo kenal. Karena
“mereka” akan selalu bertemu dengan mu. Mereka tau apa yang kamu lakukan dan
perbuat, dan mereka akan menilai apapun yang kamu kerjakan. And than ini akan
memudahkan aku berteori, cielaaaah
“KENAPA NGGAK DIMULAI DARI DIRIMU SENDIRI?” mungkin kalo
dipandang dari sudut pribadi akan jauh lebih baik dan menguntungkan daripada
selalu berusaha meperbaiki orang lain. Dan jauh tidak bebahaya. Jangan selalu
berkomentar kepada orang lain kali diri sendiri belum bener. Karena saat kita mengkritik,
kita bukan lagi berbicara dengan Tuhan yang pemaaf, tapi kita sedang berbicara
dengan mahluk “emosi” dan sedikit “logika”.
Sekarang mending kalo ngomong yang baik-baik aja, jangan
mengkritik sembarangan. Kalo kritik membangun baiknya disampaikan dengan cara
yang terbaik agar pada bisa menerimanya. Oke ya!! Itulah yang aku maksud “Jika
Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang Sarang Lebahnya”. Postingan ini hanya
fiktif belaka temen-temen, jangan diseriusin :D