Bertumbuh dari rasa
bosan, menyebalkan dan pedih hati.
Ingin sekali aku berteriak, “Jangan bikin aku bete!” –
kepada apapun atau siapa pun yang hendak membuyarkan langkah langkah pastiku.
Hidup tak bisa dilihat dari satu sisi; dan itu aku sangat
memahaminya. Namun, ketika kekhawatiran, kebosanan, juga kepedihan menghampiri
hari-hari yang aku alami, sejujurnya, aku kadang harus “goyah” sebelum pada
akhirnya, akupun menyadari bahwa aku harus bangkit. Hidup harus terus berjalan
karena aku tak mau “mati” sebelum waktunya. Aku tak mau membiarkan diriku
sendiri yang juga tak bisa hanya dilihat dari satu sisi ini “terpuruk terus
menerus” ke dalam rasa khawatir dan bosan. Bahkan, bila kepedihan yang harus
aku alami, tetep mencoba menikmati, rasakan dan telan kedasar hati.
~ Aku ‘Bete’ di Awal
Hari
SEHARUSNYA, disaat pertama kali aku bangun pagi, aku harus
mengucapkan syukur karena aku masih dberikan kesempatan untuk hidup. Inilah
bentuk karunia pertama yang sangat nyata, yang seharusnya aku nikmati hari ini;
bahwa aku masih dikaruniai napas untuk hidup, dan seharusnya mengucap syukur.
Tapi mengapa aku lupa mengucap syukur? Ya, pikiran aku sudah duluan penuh
memikirkan hal-hal yang membosankan yang akan aku alami, contohnya: berangkat
kerja melalui jalan yang sama, macet dan langsung membuat mood jatuh. Harus
bertemu dengan rekan kerja yang itu itu saja, bahkan ada yang menyebalkan. Atau
mengerjakan tugas kerja yang sama setiap harinya.
“Hei, apakah kamu harus diserang rasa bosan seharian untuk
hari yang indah ini?” tanya ‘sebuah suara’ yang seketika menampar kesadaranku.
“Bangkitlah dan lakukan tindakan!!” jangan mersa bosan dalam mengisi
aktivitasmu yang selalu setia menawarkan untuk menjemput kemenangan! Mulailah
menguasai diri untuk terus melaju melanjutkan “perjalan hidup”, perjalanan hati
dan perjalanan pikirkanmu. Lakukan hal yang beda pada hal yang sama, itu
caraku.
~ Ceritamu Basi!
Ketika seseorang
menceritakan pengalaman pribadinya atau mengisahkan suatu peristiwa yang
berkesan kepada kamu, banggalah. Karena orang tersebut setidaknya menghargai ,
mempercayai kamu sebagai temen ceritanya
Suatu cerita bisa membawa banyak makna, namun sebaliknya,
bila aku disuguhi cerita yang monoton,”tidak berkembang dan tidak menegangkan”
yang membuataku ingin tahu lebih, ingin rasanya kau berteriak, “Aku bete,
ceritamu basi!” Cerita yang dapat membuat kita bete itu bisa beragam
asalnya,bisa dari tontonan televisi, tokoh idola patner , menerima cerita
berulang dari orang disekitar dapat menjadi sumber ‘bete’ yang besar. Betul?
Nah, berpositif thinkinglah kawan. Seharusnya kamu, aku atau
kita berterima kasih pada orang tersebut. Bisa jadi ia menceritakannya kepadamu
dan tidak bercerita kepada yang lain. Karena kamu bukan sembarang orang yang ia
pilih untuk mendengarkan ceritanya, terlebih cerita itu tergolong “rahasia”.
Itu semua menunjukan bahwa kamu pribadi yang bisa menerima ungkapan perasaan
orang lain. Percayalah jika ia tidak menhargai dan mempercayai kamu, tak
satupun cerita yang keluar dari mulutnya. Demikian bukan? Ayoo terima cerita
mereka dengan segenap hati dan persahabatan yang tulus.
~ Nggak Perlu Banyak
Omong, Aku Udah Ngerti!
Setiap yang keluar
dari mulut kita mencerminkan siapa diri kita, seberapa matang pribadi kita,
seberapa cerdas kita mengolah kata, mengolah ide, dan memanfaatkan karunia
pikiran yang telah kita terima.
SIAPA yang tahan berkomunikasi dengan orang yang banyak
omong, tapi ‘kosong arti’? pasti aku akan ngerasa bete dan secepatnya ingin melarikan diri dari situ darpada harus
mendengarkan ocehan yang tak perlu. Tapi itulah dunia disekitarku, banyak yang
pinter ngomong, meski tidak menyadari bahwa mereka lebih baik diam.
Memang, obrolan atau percakapan yang positif tidak selamanya
dalam suasana yang serius, atau aku lebih ngerasa kalo percakapan yang enteng,
santai malah bisa ngebaiki mood. Mungkin sebagian dari kita lebih menyukai tipe
obrolan yang nyantai, saling ledek, tapi tidak saling tersinggung satu sama
lain. Bete bakal hilang.
~ Putus Cinta, Pedih
Hatiku!
Dengan mencinta diri
sendiri secara benar, Aku tetap merasa yakin bahwa “hidup ini masih oke oke aja
kok”. Hidup ini masih asyik, rame dan masih bisa buat aku tersenyum, meskipun
Aku ‘Bete’.
Seharusnya, alunan lagu yang romantis bisa bikin aku
bahagia. Tapi ini kok nggak? Itulah yang sering menggelayut dalam hati
seseorang saat ‘mengidap’ galau. Cerita ini sering aku terima dari sebagian
temen yang sedang putus cinta. “yang sabar ya, semoga kamu tetep kuat, meski
aku tau itu sulit untuk kamu lakuin” kata memberi semangat yang aku sendiri
belum tau bisa melakukannya disaat aku diposisinya. Dan juga tidak yakin bahwa
aku bisa membantunya keluar dari kepedihan yang ia alami. Kepedihan yang
mendalam!
Rasa pedih putus cinta bisa menjadi suatu kesempatan untuk
intropeksi diri, menata hati kembali yang ‘ancur’ dan membangkitkan semangat
hidup yang belum sepenuhnya ‘terhenti’ karena luka batin yang sangat dalam.
Seharusnya, putus cinta adalah sebuah penggalan pelajaran yang musti dimaknai
dengan bijak, meskipun menyedihkan sih. Beragam bentuk putus cinta, karena
ditinggal pacar, karena pasangan selingkuh, karena kekasih melakukan kebohongan
besar, karena merasa tak dihargai, karena tak sanggup LDR, karena salah paham,
karena udah nggak nyambung, dan karena sudah tak cinta lagi, hmmmm banyak ya,
iya.
Oke, kalo udah begitu, sadarilah kita masih bisa mencintai
diri sendiri, ditengah tengah ‘keringnya cinta’ dari sesama kamu, apapun itu
kamu dan aku akan lebih baik lagi. Memang cinta adalah salah satu bentuk
karunia yang bisa dinikmati setiap manusia, termasuk aku dan kamu. Kadang cinta
harus menjelma dalam bentuk yang tidak kita sukai, karena kita merasa terluka dan bete karenanya. So, kita
harus berpikir keras untuk menyiasati cinta.
~ Dukung Aku, Kenapa
Sih?!
.....dan mulailah
menyadari bahwa dukungan terbaik ternyata dukungan yang berasal dari dalam
diri!
ADA satu hal yang berpengaruh dalam keberhasilan hidup kita:
DUKUNGAN! Ya.Namun, sering kali aku merasa bete
karena dukungan yang aku harapkan tak kunjung muncul, padahal saat itu aku
membutuhkan pengertian dan dukungan. Bahkan, semangat hidup yang semulanya
membara menjadi padam seketika karena dukungan yang sangat aku nantikan
ternyata “bertepuk sebelah tangan” akupun kecewa. Kadang kala aku juga harus
menelan rasa bete itu ketika
orang-orang yang aku harapkan bisa memberikan dukungan terhadap
langkah-langkahku, malah sama sekali tidak memahami maksudku. Bahkan, ada yang
hanya bisa “tiarap” tanpa berbuat lebih dalam memberikan dukungan disaat aku
membutuhkannya (NGGAK NGERTI KODE). Siapapun nggak bakal bisa menyangkal bahwa
dukungan sangat penting dalam hidup kita. “Hei dukung gue dong, jangan Cuma
bengong!!”
Nah guys, ini sedikit ulasan dari buku yang barusan aku
baca. Judulnya “JANGAN BIKIN GUE BETE!” Buku ini cukup membuat aku sedikit
bangkit dari malam minggu yang dijalani sendiri “jomblo”. Tapi no prbolem bagi
aku sih.hihih *ngeles Yah walapun gak semua isi buku aku ceritak disini, tapi
point besar dari buku ini cukup tersampaikan. Oke ya, mulai sekarang jangan
gampa ng bete dengan hal hal yang
masih bisa dicari jalan keluarnya. Kalo bete trus cepet tua lho...
Sumber: Buku “Jangan
Bikin Gue Bete” R. Herry Prasetyo