Kau dan aku adalah sepasang sepatu
Kita beda, namun kita sama
Aku kesana dan kau kesini
Kita bagaikan mati
Tak bernyawa
Dan tak memiliki jiwa
Tapi kau tahu
Jika terpisah antara kau dan aku
Sepasang kaki tak kan pernah maju
Aku sangat tertarik dengan cerita mengenai sepatu,
berumpamaan yang unik, lucu dan menarik. Bagi kalian mungkin sepatu adalah
barang yang biasa aja, namun bagiku sepatu itu memiliki banyak cerita, banyak
pandangan, dan banyak mengenal. Bahkan sudut dunia mana yang tak kenal dengan
sepatu. Sisi bumi mana yang belum ia injak, dan karater orang seperti apa yang
belum pernah dia kenali. Tua, muda, anak-anak, dewasa, sampai usia lanjut mengenalnya.
Disemua tempat pernah ia kunjungi, Eropa, Amerika, Arab,
bahkan sampai Pasar Tanah Abang pernah ia lewati. Ditoko, ia selalu dipajang
dengan pasang mereka masing-masing sambil menunjukan betapa harmonis hubungan
mereka. Dari mall mewah hingga pasar emperan mereka selalu bersama.
Selain itu sepatu bagaikan simbol dari sebuah hubungan antara
dua sejoli yang ingin selalu berdua. Kau tahu, sepatu mana di dunia yang hanya
mau sendiri. Layaknya manusia yang sedang dimabuk cinta. Selalu berdua,
kemanapun, kapanpun, dan dimanapun. Dan lucunya lagi, cuaca apa saja akan
mereka lalui bersama, kepanasan terik matahari, kotor karena becek, dan
kedinginan saat meneduh ditengah hujan. Betapa bahagianya sepatu yang selalu
berdampingan.
Ada kalanya sepatu berbeda, dan aku yakin kalianpun
menyadarinya, mereka beda arah. Satu ke kenan dan satunya kekiri. Yakinlah jika
kau dan aku bukanlah manusia yang selalu memiliki kesamaan. Kita beda watak,
beda kebiasaan, beda suku, beda keluarga, dan bahkan beda ukuran. Tapi kita
tetap saling suka kan? Lihatlah sepatu, jika mereka berjalan, pasti mereka
tidak selalu bersamaan, karena satu melangkah kedepan dan satunya pasti
dibelakang, dapat kita ibaratkan mereka saling menjaga, dan tidak saling egois,
tetap seirama dalam langkah menuju tempat yang diarah.
Kebahagiaan mereka (sepatu) kadang terpatahkan jika salah
satunya hilang atau terluka karena ulah manusia yang ceroboh. Seketika mereka
hilang fungsi, makna, dan harga. Bagaimana dengan kita, jika salah satu ada
yang terluka. Pernah kau membayangkan sayang? Saat kau dan aku tak dapat
bersatu. Ini bukan inginku, juga bukan juga inginmu. Kita selalu berdoa jika
tuhan akan menyatukan kita.
Sepatu, sepatu...
Malam ini kamu jadi inspirasiku. Dimana aku bisa membayangkan
keharmonisan suatu hubungan. Yang berawal dari barunya romansa cinta, hingga
dengan mereka usia tua dan meninggal. Begitu juga dengan sepatu. Terlihat
mengkilap saat dibeli, dipakai dalam keseharian, bertemu dangan segala keadaan,
hingga ia tak layak pakai dan disimpan. Sungguh itu cerita yang luar biasa.
Terima Kasih Sepatu J